NTTTERKINI.ID, Kupang – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) terkait pemberdayaan keluarga dalam meningkatkan self care pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di daerah lahan kering kepulauan.
Kegiatan yang digelar pada Minggu, 25 Juni 2023 berlangsung di Puskesnas Pembantu (Pustu) Oebufu, Kampung Amanuban.
Kegiatan ini dilatarbelakangi kepedulian civitas akademika FKM Undana akan kondisi peningkatan jumlah pasien yang menjalani terapi Cuci Darah di Kota Kupang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Data dari RSUD menunjukkan GGK menjadi penyebab nomor 1 kematian dari tahun 2020 hingga saat ini.
Penanganan medis menjadi terhambat dan kurang prima karena kondisi penanganan lewat terapi cuci darah yang sulit diterima oleh pasien dan keluarga. Cuci darah dipandang sebagai jalan untuk semakin mendekatkan pasien dengan kematian.
Pasien dipandang perlu menyamakan kondisi fisik dan psikis agar mampu beradaptasi dan bertahan hidup dengan cuci darah. Kualitas hidup pasien GGK yang menjalani terapi HD sangat membutuhkan sistem Social support yang optimal terutama dari orang terdekat/ keluarga yang merawat pasien.
Loyalitas, kesabaran, dan ketabahan keluarga yang mempengaruhi meningkatnya daya juang pasien untuk bertahan dan tetap bisa berproduktif.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan fakultatif dari akademisi FKM Undana yang tentunya sangat Komperhensif dan Benefical, dan telah memberikan sumbangsi efek atau dampak yang sangat besar terhadap tumbuhnya Self Care di tengah masyarakat yang kurang memiliki kesadaran terhadap pentinya kesehatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pasien GGK di daerah yang memiliki akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan kususnya masyarakat di Kampung Amanuban.
Perwakilan Puskesmas Oepoi, Maria Goreti Gunu Korohama dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada panitia pelaksana yaitu akademisi FKM Undana, karena telah memilih Pustu Oebufu yang merupakan bagian dari wilayah administrasi mereka sebagai tempat terlaksananya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.
“Kami dari pihak puskesmas tentu sangat senang bisa bersinergi dengan FKM Undana dalam melaksanakan pemberdayaan kesehatan kepada masyarakat di Wilayah administratifnya mereka yaitu Kampung Amanuban,” katanya.
Hal senada disampaikan ketua RT19, Kelurahan Oebufu, Andreas Kuala yang menyampaikan pentingnya kegiatan ini untuk pengetahuan masyarakat di wilayahnya seputar dunia kesehatan.
“Kami juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak FKM Undana, karena telah memilih RT 19 Oebufu sebagai tempat pekaksanaan kegiatan in,” katanya.
Dia berharap kedepanya tempat ini terus dipaikai oleh FKM Undana dalam setiap kegiatan pemberdayaan agar masyarakat Kampung Amanuban bisa mendapat edukasi dan ilmu serta motivasi dalam merawat kualitas kesehatan mereka.
Dr Imelda Manurung yang mewakili Dekan FKM Undana juga menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah ikut ambil bagian dalam terlaksananya kegiatan ini, terutama pihak Puskesmas Oepoi yang telah menyiapkan tempat ini.
“Kami ucapkab terima kasih Ketua RT 19 Oebufu, karena telah diijinkan untuk melaksanankan kegiatan di wilayah ini,” katanya sekaligus membuka kegiatan itu secara resmi.
Sementara Dekan FKM Undana, Apris Adu dalam sambutannya membahas soal regulasi dan substantif seputar kegiatan yang sedang berlansung tersebut.
“Saya juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung keberlansungan kegiatan ini. Mulai dari pihak Puskesmas Oepoi sampai dengan peserta yang hadir saat ini,’ ujarnya.
Kegiatan itu menghadirkan dua narasumber yakni dr Yuliana Imelda Ora Adja yang membawakan materi terkait hipertensi dan penyakit gagal ginjal.
Pemateri kedua dibawakan Mariana Ikun RD Parera terkait langkah edukatif seputar tentang penyakit kronis. Dimana dukungan sosial merupakan hal yang krusial dalam meminimalisir beban yang dimiliki, baik secara finansial maupun psikologis.
“Dukungan dari keluarga sangatlah penting karena keluarga merupakan ujung tombak bagi mereka dalam menjalani rehabilitas yang mereka laksanankan,” katanya
Peserta sangat antusias dalam mendengarkan materi yang dibawakan, karena banyak membahas tentang peranan penting Self Care yang harus diberikan oleh keluarga kepada pasien yang sedang dirawat atau sedang direhabilitasi.
Dalam kondisi lahan kering kepulauan yang sulit diakses, pasien GGK sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan perawatan yang memadai. Dalam situasi ini, keluarga memegang peranan penting dalam merawat pasien secara mandiri.
Oleh karena itu, inisiatif pemberdayaan keluarga ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada keluarga pasien GGK agar mereka dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam merawat pasien.
Kegiatan ini melibatkan tim medis dari Pustu Oebufu, ahli Psikologi, panitia pelaksana yaitu keempat doktor dari FKM Undana, tim kreatif, dan Akademisi dari FKM untuk memberikan pelatihan audit mengenai pentingnya self care kepada keluarga pasien GGK.
Pelatihan ini mencakup pengetahuan dasar tentang GGK, manajemen diet yang tepat, pengawasan obat-obatan, serta keterampilan perawatan diri seperti dialisis peritoneal atau cuci darah.
Selain itu, keluarga juga diberikan informasi tentang tanda-tanda peringatan yang harus diperhatikan dan cara mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. Paling penting adalah edukasi persoalan self care yaitu pendekatan emosianal kita dengan pasien GGK. Self care ini berbicara tentang bagaiman sebagai pribadi yang baik bisa memberikan rasa empati yang begitu besar untuk mereka yang menderita GGK ini, terutama pelayanan yang di berikan oleh keluarga untuk mereka.
Selain memberikan pelatihan atau edukasi, inisiatif pemberdayaan keluarga ini juga menyediakan akses ke sumber daya yang dibutuhkan oleh pasien GGK dan keluarganya. Hal ini termasuk memfasilitasi pemeriksaan kesehatan gratis, serta memberikan dukungan emosional kepada keluarga pasien.
Dengan adanya ikegiatan pemberdayaan keluarga ini, diharapkan pasien GGK di daerah lahan kering kepulauan terlebih kusus didaerah Kampung Amanban dapat menerima perawatan yang lebih baik dan meningkatkan self care.
Dengan kegiatan ini pasien GGK tentu didorong untuk mengambil peran aktif dalam perawatan diri mereka sendiri. Mereka diberdayakan untuk melakukan tindakan perawatan seperti dialisis peritoneal atau cuci darah secara mandiri.
Ini membantu meningkatkan self care pasien dan memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol yang lebih besar atas kondisi kesehatan mereka. Dukungan yang diberikan kepada keluarga pasien akan membantu meningkatkan self care pasien dan mengurangi risiko komplikasi yang dapat terjadi. Selain itu, pemberdayaan keluarga juga dapat mengurangi beban finansial yang biasanya terjadi akibat biaya perawatan GGK.
Melalui pemberdayaan keluarga, diharapkan pasien GGK di daerah lahan kering kepulauan dapat hidup dengan lebih baik dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Inisiatif ini juga menjadi contoh bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri di tengah keterbatasan sumber daya.
Saat itu tim medis dari Puskesmas Oepoi melakukan pemeriksaan kesehatan kepada semua peserta yang hadir, melakukan identifikasi terhadap data yang mereka peroleh dari hasil pemeriksaan.
Dari data yang mereka sampaikan, dari 27 pasien yang melakukan pemerikasaan ada 18 orang yang memiliki tekanan darah atau hipertensi yang sangat tinggi jauh melampaui normal, dan tidak ditemukan penyakit gula.
Harapan pihak medis bagi peserta yang memiliki riwayat darah tinggi agar segera mengontrol asupan gizi mereka.***
