Politik

Ketua GMIT Bantah Dukung Paket Siaga, Masyarakat Dihimbau Tak Terprovokasi Isu SARA

7
×

Ketua GMIT Bantah Dukung Paket Siaga, Masyarakat Dihimbau Tak Terprovokasi Isu SARA

Sebarkan artikel ini
IMG 20240930 WA0157

 

NTTTERKINI.ID, Kupang – Majelis Sinode Harian Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menanggapi Surat Keputusan (SK) yang beredar di media sosial terkait Ketua Sinode GMIT Pdt. Semuel B. Pandie menjadi salah satu tim sukses (Timses) atau Penasehat Tim Pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dan Andre Garu (Siaga).

Sekretaris Hubungan Kemasyarakatan (Humas) dan Protokoler Pdt. Pace F. Balukh menjelaskan berita yang disebarkan di media sosial adalah bohong atau tidak benar.

Baca Juga :  Pemecatan Kader PDIP, Frans: Belum Ada Informasi DPP

“Saya baru menelpon salah satu staf dari Pak Simon Petrus Kamlasi bahwa SK itu tidak benar. Itu editan. Tidak ada nama Ketua Sinode GMIT sebagai salah satu Penasehat Tim Pemenangan Paslon tersebut,” kata Pdt. Pace seperti dilansir dari media GMIT, Senin, 30 September 2024.

Sementara itu, Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Semuel B. Pandie menjelaskan GMIT terbuka untuk menerima, mendukung dan mendoakan semua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi NTT Periode 2024-2029.

Baca Juga :  Harmoni Akan Luncurkan Kartu Petani

Demikian juga dengan para calon Kepala Daerah. GMIT menghargai dan menghormati nilai demokrasi dengan pilihan politik masing-masing anggota GMIT.

“GMIT dan politik tidak bisa dipisahkan. Namun keterlibatan GMIT dalam politik bukan untuk memperjuangkan kepentingan pasangan atau partai tertentu, melainkan kepentingan nilai, yakni keadilan, kebenaran, dan damai sejahtera bagi masyarakat yang luas, terutama yang miskin dan tertindas, serta bagi lingkungan alam, sebagaimana Visi Kerajaan Allah di Bumi,” kata Pdt. Semuel.

Baca Juga :  Bawa Banyak Kemajuan di Sektor Kesehatan, Rektor UCB Berterimakasih ke Melki Laka Lena

Ia menghimbau seluruh anggota GMIT agar tetap tenang, berpolitik secara sehat, menghindari isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) yang menimbulkan konflik dan memecah belah persekutuan umat.

Sebaliknya umat memanfaatkan hak pilih masing-masing dengan sikap saling menghargai dan menghormati untuk mensukseskan Pilkada di tahun ini untuk kemajuan NTT dan Indonesia.***