“Kelompok pemuda mahasiswa menuntut pemerintah provinsi maupun Kabupaten Sumba Timur untuk segera mengambil tindakan konkrit terkait tindakan penjiplakan tenun Sumba,”
kata Sekretaris IPMASTIM, Aristo Landukasi, saat menghubungi media ini akhir pekan lalu.
Menurut dia, sejak tersebar di media sosial kain tenun ikat Sumba Timur diklaim sebagai karya tenun ikat yang berasal dari Jepara -Jawa
Tengah, karena ada kemiripan motif dan corak antara kedua kain tersebut.
“Ini bukan tentang selembar kain dengan motifnya, tapi tentang kehormatan, harga diri dan identitas, sehingga kami menuntut segera
pula mengurus hak paten,” tambah Aristo.
Tindakan plagiarisme atau penjiplakan tenun ikat dari Sumba Timur harus segera dihentikan dan dituntut pemerintah serius menangani hal tersebut dengan melakukan tindakan mengurus hak paten pada Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sebagai langkah antisipasi perbuatan tersebut.
IPMASTIM akan menempuh langkah lain, jika dalam waktu 6×24 jam pemerintah Provinsi NTT maupun daerah Kabupaten Sumba Timur tidak
mengambil langkah konkrit melindungi budaya tenun lokal. (Lid)