NTTTERKINI.COM, Kupang – Fraksi Demokrat Solidaritas Pembangunan mempertanyakan sejumlah program pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program-program yang dipertanyakan antara lain, produksi minuman keras lokal Shopia, penanaman dan produksi rumput laut dan Kelor, budidaya kerapu, serta penanganan Stunting di NTT.
“Kami rindu mendengar kisah lanjutan tentang Shopia, kelor dan stunting di NTT,” kata juru bicara Fraksi Demokrat Solidaritas Pembangunan, Dominggus Dama saat membacakan pemandangan umum fraksi terhadap RAPBD 2020, Selasa, 29 Oktober 2019.
Dia mempertanyakan apakah local whisky yang dilandasi Pergub No 44/2019 itu kini masih berada dalam tahap uji coba laboratorium, ataukah sudah diproduksi dalam skala bisnis? Seperti apa kelembagaan tata niaganya?.
Selain Shopia, DPRD juga ingin mendengar lanjutan cerita tentang kelor, rumput laut Rote, benih karapu Wae Kalumbu, sebagaimana mereka juga ingin tahu sejauh mana penanganan stunting dan gizi buruk di NTT.
Disamping itu, DPRD juga menanyakan kabar seputar kebijakan ikutan setelah pembubaran UPT Pendidikan di Kabupaten/Kota dan reportase tentang permanensi penyelesaian masalah perbatasan Ngada-Manggarai Timur dan Sumba Barat-Sumba Barat Daya.
“Berbagai kerinduan dan rasa ingin tahu ini sengaja kami curhat di sini sekedar untuk menyegarkan memori bahwa kita masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah,” ungkapnya.
Khusus untuk meningkatkan kualitas pengendalian mutu pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah Provinsi NTT, maka Fraksi Solidaritas Pembangunan mendesak pemerintah Provinsi NTT segera membentuk cabang dinas Pendidikan di 22 Kabupaten/Kota. (*/Ado)