Aksi kekerasan Preman dan Pol PP di Pubabu
NTTTERKINI.ID, Kupang – Aksi kekerasan kembali terjadi di Desa Pubabu-Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 14 Oktober 2020. Dimana, sejumlah anak dan ibu-ibu dipukul, dibanting hingga ada yang pingsan.
Video kekerasan di Pubabu-Besipae beredar cepat di media sosial. Dari video berdurasi 02 menit, 50 detik itu terlihat seorang ibu dipukul hingga pingsan dan anak-anak dibanting oleh orang-orang berpakaian preman dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP).
https://youtu.be/eiZZN12RONI
Dalam video yang diposting akun Exfren Tukan di grup save Pubabu juga dimuat kronologis kejadian tersebut bahwa pada 14 Oktober 2020 tepatnya pukul 11:48 WITA, Rombongan Maysarakat dari luar, POL PP, TNI, POLRI serta otang-orang bertato (masyarakat menduga itu sekelompok Preman ) datang ke lokasi konflik Pubabu-Besipae.
Tujuan rombongan aparat, warga luar dan preman adalah ingin melakukan penghijauan yaitu tanam lamtoro di lahan yang bermasalah.
Tujuan rombongan tersebut mendapat penolakan dari warga Pubabu-Besipae karena masalah hutan (lahan) Pubabu belum mendapatkan titik temu atau belum selesai, alasan lain adalah situasi Corona.
Apalagi rombongan aparat keamanan, preman dan warga dari luar mencapai 200-an orang.
Pukul 13.00 WITA terjadi keributan antara masyarakat dan aparat, tindakan represif itu lagi-lagi dipertontonkan oleh orang-orang suruhan Pemprov NTT terhadap anak-anak dan perempuan Pubabu.
Korban Kekerasan itu antara lain, Debora Nomleni (Perempuan/19) tangannya di putar sampai keseleo.
Mama Demaris dicekik dan dibanting sampai lehernya terluka hingga pingsan.
Garsi Tanu (laki-laki/10 ) ditarik-tarik dan
Novi (15) dibanting dan ditendang sampai badannya penuh dengan lumpur serta
Marlin didorong sampai jatuh.
“Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi Negara untuk menyengsarakan dan menindas rakyatnya,” tulisnya.
Tokoh masyarakat Desa Pubabu- Besipae, Niko Manoe membenarkan aksi kekerasan yang terjadi di Pubabu-Besipae oleh aparat keamanan dan preman.
“Benar, ada kejadian itu, seperti video yang beredar di media sosial,” katanya saat dihubungi wartawan dari Kupang. (Ado)